Kelompok 8
Handani
Maheresmi
(C1C010023)
Yuli
Yuliani (C1C010025)
Eka
Arphia Mayani (C1C010057)
Dwi
Puspaningsih (C1C010059)
Ninda
Fajriyah (C1C010086)
Perencanaan
Audit
Setelah
menerima perikatan maka audit harus membuat perencanaan audit sebagai tahap
selanjutnya, apa sajakah tahap-tahap dari perencanaan audit?
Tahap
pertama adalah memahami lingkungan bisnis klien dan tahapan kedua dari
perencanaan audit adalah melaksanakan prosedur analitik.
1. Memahami
Bisnis dan Industri Klien
a. Pengalaman
sebelumnya tentang Entitas dan Indutrinya
Jika
auditor menguji klien yang sama, maka auditor dapat dengan mudah memperoleh
informasi –informasi bisnis klien. Auditor dapat meriview kembali kertas kerja
audit yang disimpan dalam arsip permanen. Sehingga, auditor dapat mengingat
kembali kebijaka-kebijakan klien, serta pengendalian internal.
b. Diskusi
dengan orang dalam entitas
Auditor
dapat melakukan diskusi dengan komite audit, direktur, dan personel operasi.
Komite audit dapat memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan
pengendalian internal, system pengelolaan data elektronik yang baru
diimplementasikan, perubahan manajemen perusahaan dan perubahan struktur
organisasi perusahaan klien. Manajemen dapat dipakai sebagai sumber informasi
tentang pengembangan bisnis perusahaan, peraturan baru yang berlaku dalan
industry dan peraturan pemerintah terbaru, bidang audit yang menjadi
kepentingan manajemen.
c. Diskusi
dengan personel dari fungsi audit intern dan review terhadap laporan auditor
intern
Diskusi
dengan auditor intern merupakan cara efektif untuk memahami kelemahan dan
kekuatan pengendalian intern organisasi.
d. Diskusi
dengan Auditor lain dan dengan penasihat hukum atau penasihat lain yang telah
memberikan jasa kepada entitas atau dalam industri.
Auditor
dapat berdiskusi dengan auditor lain yang pernah melakukan audit laporan
keuangan untuk memperoleh pemahaman bisnis entitas. Auditor juga dapat berkomunikasi dengan
penasihat hukum atau konsultan lainnya untuk memperoleh informasi tentang
masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam bisnisnya.
e. Publikasi
yang berkaitan dengan industry
Pengetahuan
mengenai industri yang menjadi tempat usaha klien dapat diperoleh dengan
berbagai cara sebagai berikut:
1) Meminta
keterangan klien
2) Berlangganan majalah yang diterbitkan klien
3) Aktif
berpartisipasi dalam perkumpulan berbagai industri atau program-program latihan
yang diselenggarakan oleh berbagai industri.
f. Kunjungan
ke tempat atau fasilitas pabrik entitas
Pengetahuan
mengenai fasilitas fisik untuk penerimaan, pemyimpanan, dan pemakaian sediaan
barang gudang akan bermanfaat bagi auditor dalam menilai persediaan. Dengan
inpeksi ke kantor klien, auditor akan mengtahui lokasi barbagai catatan
akuntasi, jumlah karyawan klien yang bekerja di kantor, serta pembagian
kegiatan akuntansi.
g. Perundangan
dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap entitas
Auditor
perlu mempertimbangkan peraturan pemerintah seperti ekspor-impor, penanaman
modal dan lainnya yang dapat berdampak pada bisnis klien.
h. Dokumen
yang dihasilkan
Contohnya
buku-buku promosi, laporan keuangan dan laporan tahunan tahun sebelumnya,
anggaran dan lain-lain. Hal ini berguna untuk memahami bisnis entitas.
2. Mempertimbangkan
berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika audit merupakan
audit tahun pertama.
Auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan
kompeten untuk meyakini bahwa:
a. Saldo
awal tidak mengandung salah saji yang material.
b. Saldo
penutup tahun sebelumnya telah ditransfer dengan benar ke tahun yang berjalan
atau dinyatakan kembali, jika hal itu semestinya dilakukan.
c. Kebijakan
akuntansi telah diterapkan secara konsisten.
Sifat dan lingkup audit
yang harus diperoleh auditor berkenaan dengan saldo awal tergantung pada:
a. Kebijakan
akuntansi entitas ybs.
b. Apakah
laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit dan apakah opini yang diberikan
selain opini wajar tanpa pengecualian.
c. Sifat
akun dan risiko salah saji lap.keu. tahun berjalan.
Tahap 2 : Melaksanakan
Prosedur Analitik :
Konsep Prosedur Analitik adalah perbandingan dimana auditor
membadingkan rasio-rasio yang telah dihitung dengan apa yang telah dikembangkan
oleh auditor itu sendiri selain konsep tujuan dari pelaksanaan prosedur
analitik adalah untuk Meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien dan
transaksi atau peristiwa yang terjadisejak tanggal audit terakhir, dan
Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang
bersangkutan tentang audit.
Ini adalah beberapa tahapan
pelaksanaan prosedur analitik :
1.
Mengidentifikasi
perhitungan/perbandingan yang harus dibuat.
2.
Mengembangkan
harapan.
3.
Melaksanakan
perhitungan/perbandingan.
4.
Menganalisis
data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan.
5.
Menyelidiki
perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut.
6.
Menentukan
dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.
Tahap 3 : Mempertimbangkan Tingkat Materialitas
Awal
Materialitas awal pada tingkat laporan perlu ditetapkan
oleh auditor karena pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan
pada laporan keuangan sebagai keseluruhan. Materialitas awal pada tingkat saldo
akun ditentukan oleh auditor pada tahap perencanaan audit karena
untuk mencapai simpulan tentang kewajaran laporan keuangan sebagai
keseluruhan, auditor perlu melakukan verifikasi saldo akun.
Tahap 4 : Mempertimbangkan Risiko Bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun
atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji yang material dengan asumsi
bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang
terkait.
Auditor merumuskan pendapatnya atas
laporan keuangan secara keseluruhan berdasarkan bukti audit yang diperoleh melalui
verifikasi asersi yang berkaitan dengan saldo akun secara individual atau
golongan transaksi.
Tahapan ke 6 dari perencanaan audit yaitu
mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan. Strategi audit
pendahuluan mempresentasikan pertimbangan pendahuluan auditor mengenai suatu
pendekatan audit dan didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu mengenai
pelaksanakan audit.
Dalam mengembangkan strategi audit pendahuluan untuk
asersi-asersi, auditor menspesifikasikan empat komponen :
1.
Tingkat
risiko bawaan yang dinilai
2.
Tingkat
risiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai dengan mempertimbangkan
·
Luas
pemahaman mengenai pengendalian intern yang diperoleh
·
Pengujian
pengendalian yang dilaksanakan dalam mengukur risiko pengendalian
3.
Tingkat
risiko prosedur analitis yang direncanakan untuk dinilai dengan
mempertimbangkan
·
Luas
pemahaman tentang bisnis dan industry yang diperoleh
·
Prosedur
analitis yang akan dilaksanakan yang menyediakan bukti mengenai penyajian wajar
dari suatu asersi
4.
Tingkat
pengujian rincian yang direncanakan, apabila dikombinasikan dengan prosedur
lain, mengurangi risiko audit hingga tingkat rendah yang sesuai.
Pedoman audit AICPA memperkenalkan
dua strategi audit utama yang ekuivalen dengan:
1. Suatu pendekatan substantive utama
yang menekankan pengujian rincian
2. Suatu tingkat risiko pengendalian
yang dinilai lebih rendah
Dua
strategi audit tambahan yaitu :
1. Pendekatan substantive utama yang
menekankan pada prosedur analitis
2. Penekanan pada risiko bawaan dan
prosedur analitis
Tahapan ke 7 dari perencanaan audit adalah
memahami pengendalian Intern Klien Langkah-langkah yang harus dilakukan auditor
dalam rangka memahami pengendalian Intern Klien adalah :
1.
Mempelajari
unsur-unsur pengendalian intern yang berlaku.
2.
Melakukan
penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dengan menentukan kekuatan
dan kelemahan pengendalian intern tersebut.
Pengujian
pengendalian terutama mendapatkan informasi mengenai frekuensi pelaksanaan
aktivitas pengendalian yang ditetapkan, mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian
tersebut, dan karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut.
Dalam
pelaksanaan prosedur audit selain ada pengujian pengendalian juga ada pengujian
substantif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar