Laman

Jumat, 18 November 2011

tugas bisnis internasional


MEMAHAMI SISTEM MONETER INTERNASIONAL
System standar emas muncul pada tahun 1870, dimana pemerintah inggris menetapkan nilai poundsterling dengan emas. Karena perkembangan indutri dan perdagangan dunia yang berkembang pada abad 19 serta diperkuat dengan ditemukannya tambang emas di Amerika dan Afrika, maka system standar emas dipakai oleh banyak Negara hingga perang dunia I. Sebelum standar emas diberlakukan, Negara – Negara di dunia menggunakan emas dan perak sebagai alat pembayaran internasional.
Pemikiran dasar di balik standar emas yaitu adanya intervensi dari pemerintah pada setiap Negara untuk menjamin pertukaran mata uang dapat dilakukan dengan emas. Dengan kata lain, mata uang akan didukung dengan emas. Akibatnya, pemerintah membutuhkan cadangan emas yang cukup untuk memenuhi permintaan pertukaran mata uang. di dalam standar emas, pemerintah tidak bisa membuat uang tanpa didukung emas.
Pada akhir abad 19, seluruh Negara telah menentukan nilai mata uang dalam ons emas. Perbedaan nilai ons emas antara dua mata uang menjadi nilai tukar bagi dua mata uang tersebut, sehingga hal itu dijadikan sebagai alat standarisasi pertama mata uang.
            Standar emas mulai runtuh di awal perang dunia I. Standar emas sempat kembali setelah perang dunia I, namun banyak Negara mengabaikannya lagi saat pecah perang dunia II. Sebelum Perang Dunia II berakhir, Negara Negara sekutu melihat adanya kebutuhan untuk memperbaiki system keuangan yang porak poranda akibat dicampakkannya system standar emas. Pada juli 1944, lebih dari 700 perwakilan dari Negara sekutu berkumpul di Bretton Woods, New Hampshire. Pertemuan tersebut menghasilkan apa yang sekarang disebut dengan system Bretton Woods.
            Bretton Wood membentuk system seperti berikut :
1.      metode nilai tukar tetap (fixed exchange rate), USD menggantikan standar emas dan menjadi mata uang cadangan utama.
2.      Pembentukan 3 badan internasional untuk aktivitas ekonomi internasional yaitu IMF, International Bank for Reconstruction and Development, dan GATT
Salah satu fungsi utama Bretton Woods adalah USD menggantikan emas sebagai standar utama pertukaran mata uang dunia. USD menjadi satu satunya mata uang yang didukung oleh emas. System Bretton Woods juga mengijinkan Negara bertindak sebagai dengan kebijakan moneter yang diinginkan dalam rangka menciptakan perekonomian yang lenih stabil dan kondusif. Sehingga pemerintah menjadi lebih confident dalam merencanakan dan melakukan program kerja, bahkan melanjutkan guna mendorong laju perekonomian. Kebijakan politik ini mencakup menaikkan dan menurunkan suku bunga, menekan pengangguran, dan perekonomian yang lebih stabil.
Akan tetapi di sisi lain sangat beresiko mengundang mengundang inflasi sekaligus menurunkan kuota investasi jangka panjang dan cenderung menerbitkan investasi jangka pendek yang rentan menciptakan ketidakstabilan ekonomi antar Negara.
Bretton Woods juga mendorong nilai tukar tetap stabil dan pasar nilai tukar tetap terbuka untuk memicu perdagangan dan investasi jangka panjang, tetapi system moneter Bretton Wood mengharuskan batasan aliran keuangan untuk memperbolehkan pemerintah mengikuti kebijakan yang mereka pilih. Berbeda dengan Standar Emas yang cenderung membatasi peran pemerintah untuk mengikuti kebijakan yang dipilih demi menjaga kestabilan dan siklus jumlah mata uang yang beredar di pasar.
Awal tahun 1970an, cadangan emas US sudah sangat menipis sehingga tidak bias lagi menutupi dollar yang disimpan di bank – bank asing. Akhirnya pada tanggal 15 agustus 1971, US mengumumkan kepada dunia bahwa tidak akan ada lagi pertukaran emas untuk dollar. Hal ini menjadi tanda berakhirnya Bretton Wood.
Setelah Bretton Woods runtuh, dunia akhirnya menerima penggunaan nilai tukar mengambang melalui Jamaica Agreement tahun 1976, yang berarti penggunaan standar emas akan dihilangkan permanen.
            Tugas IMF adalah bantuan kepada Negara – Negara anggota yang menghadapi kesulitan untuk menjaga neraca pembayarannya agar tidak defisit. Neraca pembayaran merupakan indicator mengenai apa yang terjadi  di perekonomian suatu Negara, termasuk yang dialami pemerintah. Neraca pembayaran yang defisit seringkali disebabkan oleh inflasi. Pemerintah bisa mengambil tindakan untuk menanganinya dengan tindakan pasar seperti melakukan deflasi perekonomian atau mendevaluasikan mata uang atau tindakan non pasar seperti pengendalian mata uang/devisa, tariff atau kuota.
            Transaksi debit menyangkut pembayaran oleh penduduk domestic kepada penduduk asing. Transaksi kredit internasional adalah sebaliknya. Neraca pembayaran disajikan sebagai laporan akuntansi berpasangan (double entry accounting statement) dimana jumlah kredit dan debit selalu sama. Dalam neraca pembayaran terdapat transaksi berjalan, modal dan cadangan devisa pemerintah.
            Transaksi berjalan dibagi menjadi 3 yaitu :
1.      Transaksi barang barang / barang dagangan, berkaitan dengan barang barang yang berwujud dan dapat dilihat dan dirasakan ketika barang itu diekspor atau diimpor. Saldo bersih atas transaksi barang dagangan disebut neraca perdagangan Negara itu.
2.      Transaksi jasa jasa berkaitan dengan sesuatu yang tidak berwujud yang dipertukarkan/dibeli secara internasional.
3.      Transaksi uniteral, adalah transaksi tanpa imbal balik. Misalnya amal, hadiah, bantuan.
Transaksi modal mencatat perubahan perubahan bersih dalam aktiva dan pasiva keuangan internasional suatu Negara selama periode neraca pembayaran.
a.       Investasi langsung, investasi dalam perusahaan yang berlokasi di suatu Negara yang secara efektif dikendalikan oleh penduduk atau Negara lain.
b.      Investasi portofolio, mencakup semua investasi jangka panjang yang tidak memberikan kepada investor pengendalian efektif atas objek investasi
c.       Aliran modal jangka pendek, termasuk perubahan perubahan dalam aktiva dan pasiva internasional dengan jatuh tempo asli satu tahun kurang.
Transaksi cadangan devisa pemerintah berkaitan dengan :
a.       Impor dan ekspor emas
b.      Kenaikan atau penurunan dalam devisa yang dipegang pemerintah
c.       Penurunan atau kenaikan dalam kewajiban kewajiban terhadap bank sentral luar negri
Meskipun neraca pembayaran selalu berada dalam keadaan yang seimbang, akan ada surplus atau defisit. Neraca pembayaran akan dianggap seimbang (ekuilibrium) apabila selama jangka 3 – 5 tahun surplusnya dapat menghapuskan defisit.
Defisit neraca pembayaran sementara ( temporary ) adalah defisit yang dapat dikoreksi oleh kebijakan moneter atau kebijakan fiscal Negara itu dan melalui saran dan pinjaman IMF jangka pendek. Defisit neraca mendasar ( fundamental ) adalah defisit yang terlalu parah untuk diperbaiki oleh suatu kebijakan moneter atau fiscal yang diterapkan Negara itu; ada keterbatasan ekonomi, social dan politik terhadap sampai seberapa jauh Negara itu dapat mendeflasi perekonomiannya, yang menyebabkan pengangguran/mendevaluasi mata uangnya yang menyebabkan tingginya harga impor.
Sejak berakhirnya system Bretton Woods,  presiden AS juga membuat persetujuan pengurangan hambatan hambatan untuk melakukan impor serta penentuan kurs mata uang baru. Namun, kurs baru itu tidak dapat dipertahankan dan dibiarkan mengambang.
Dua upaya dilakukan untuk menyetujui perangkat kurs mata uang tetap dan tahan lama yang baru. Kurs mata uang tetap tidak dapat berjalan tetapi banyak digunakan adalah kurs mata uang mengambang.
Kurs mata uang tetap adalah system dimana nilai tukar mata uang domestic ditetapkan pada tingkat tertentu terhadap nilai mata uang asing. Sedangkan kurs mengambang adalah system dimana nilai tukar mata uang domestic diambangkan terhadap nilai mata uang asing, atau sesuai dengan pergerakan pasar dimana terjadinya kurs valuta berdasarkan pada permintaan dan penawaran mata uang asing.
Dua jenis pengambangan mata uang disebut sebagai bebas/terkendali atau bersih/kotor. Pengambangan bebas/bersih adalah pengambangan dengan ancangan yang paling dekat terhadap persaingan sempurna dunia, karena tidak ada campur tangan pemerintah dan arena miliaran produk diperdagangkan oleh ribuan pembeli dan penjual. Pengambangan terkendali/kotor pemerintah turut campur dalam pasar mata gelap uang.
Indeks Big Mac adalah suatu indeks yang diterbitkan oleh majalah The Economist  sebagai suatu cara informal untuk mengukur paritas daya beli ( purchasing power parity ) atara dua mata uang, dan memberikan ujian sejauh mana akibat nilai tukar (kurs) pasar terhadap barang dengan biaya sama yang di Negara berbeda. Indeks ini berusaha untuk membuat teori kurs sedikit lebih mudah untuk dicerna.
Nilai tukar paritas daya beli Big Mac anatar dua Negara ini diperoleh dengan cara membagi harga Big Mac di satu Negara ( dalam mata uangnya ) dengan harga Big Mac di Negara lain ( dalam mata uangnya juga ). Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai tukar pasar yang sesungguhnya. Jika nilai itu lebih rendah, maka menurut teori paritas daya beli mata uang pertama bernilai di bawah nilai sesungguhnya bila dibandingkan dengan yang kedua; sebaliknya jika nilai itu lebih, maka mata uang pertama bernilai di atas nilai sesungguhnya.
Sejak mata uang mulai mengambang dengan bebas, volume harian perdagangan valuta asing di pasar uang seluruh dunia tumbuh dengan cepat ketika pertumbuhan melambat di pasar – pasar. Factor yang memperlambat pasar – pasar valuta asing adalah berhentinya bank – bank sentral menargetkan kurs yang tidak realistis. Factor selanjutnya adalah mesin pialang mata uang elektronik yang disediakan oleh para pialang elektronik Reuter dan EBS.

SDR ( Special Drawing Right ) mungkin merupakan suatu langkah menuju mata uang internasional yang sesungguhnya. Nilai SDR didasarkan atas empat mata uang berikut AS$ (45%), euro (29%), yen Jepang (15%), dan pound Inggris (11%). Bobot ini mencerminkan arti penting relative dari mata uang – mata uang itu dalam perdagangan dan pembayaran. Nilai SDR lebih stabil dari nilai mata uang manapun dan stabilitas itu membuat SDR semakin menarik sebagai satuan dalam transaksi transaksi internasional.
Tujuan utama SDR adalah untuk menggantikan mata uang dan emas sebagai asset cadangan sentral sebuah Negara. Namun, penggunaan SDR sebagai asset cadangan belum sepenuhnya karena dollar dan mata uang keras lainnya lebih fleksibel dan lebih banyak digunakan.