Kita tahu  bahwa sulit tidur atau yang biasa disebut insomnia tidak baik untuk  kesehatan. Begitu juga dengan "lawannya", yakni 
oversleeping (kelebihan tidur) atau hipersomnia, ternyata juga tak kalah buruk untuk tubuh.
Meskipun  tidur merupakan kegiatan yang harus terpenuhi untuk membantu   proses  peremajaan tubuh, jika dilakukan berlebihan, hal itu akan   memberikan  dampak negatif untuk kesehatan. Para pakar pun menganjurkan   untuk tidak  tidur lebih dari sembilan jam tiap malam.  
Apa saja yang memungkinkan menjadi penyebab 
oversleeping atau hipersomnia?
• 
Sleep apnea,  jenis gangguan tidur di mana orang berhenti   bernapas untuk sesaat  ketika tidur dan dapat menyebabkan meningkatnya   kebutuhan tidur karena  membuat siklus tidur normal terganggu. Penderita   akan merasa lelah dan  lemas meski telah tidur selama 10 jam. Gangguan   pernapasan mulai terjadi  karena dinding tenggorokan cenderung  berhenti  beraktivitas, sementara  individu sedang dalam kondisi  bersantai  (tidur). Akibatnya, aliran udara  di dalam tubuh berhenti dan  seketika  individu tersebut terbangun untuk  bernapas.
• 
Narcolepsy, masalah neurologis yang  menyebabkan tidur   berlebihan. Narcolepsy memengaruhi bagian otak yang  mengontrol dan   mengatur tidur. Penderita (narcolepsy) gagal untuk  mengidentifikasi dan   membedakan waktu tidur dengan waktu untuk tetap  terjaga. Penderita   dapat tertidur di mana saja dan kapan saja.
• 
Stres dan depresi.  Dua hal ini memang harus dihindari karena   dapat menyebabkan banyak  gangguan kesehatan jiwa, juga mental, tak   terkecuali oversleeping.
• 
Kelelahan. Kelelahan akibat bekerja terlalu keras,  gangguan   tidur, kehamilan, atau kekurangan tidur merupakan salah satu  penyebab   utama oversleeping. Ketika merasa lelah, Anda cenderung  memutuskan   tidur lebih lama, bahkan lebih dari sembilan jam, untuk  mencoba agar   segar kembali.
Apa dampak 
oversleeping bagi kesehatan?
• 
Diabetes.  Penelitian menunjukkan, orang yang tidur lebih dari   sembilan jam tiap  malam berisiko 50 persen lebih besar terkena  diabetes  dibandingkan  dengan mereka yang tidur tujuh jam per malam.  Penelitian  juga menemukan,  oversleeping dapat mengindikasikan gangguan  medis yang  meningkatkan  kemungkinan pengaruh diabetes.
• 
Obesitas.  Penelitian menunjukkan, mereka yang tidur selama   9-10 jam tiap malam 21  persen lebih mungkin mengalami obesitas daripada   mereka yang hanya tidur  selama 7-8 jam.
• 
Sakit jantung. Sebuah  penelitian menunjukkan, wanita yang   tidur selama 9-11 jam  tiap malam 38  persen lebih mungkin terkena   penyakit jantung koroner.
• 
Sakit kepala.  Para peneliti meyakini, sakit kepala bisa   merupakan efek dari  oversleeping. Mereka yang tidur terlalu lama pada   siang hari sering  mengalami gangguan ketika hendak tidur pada malam   harinya sehingga  menyebabkan timbulnya sakit kepala pada keesokan hari.
• 
Nyeri punggung.  Ketika Anda berbaring di tempat tidur selama   berjam-jam, sering kali  timbul nyeri pada punggung. Orang yang   menderita sakit punggung atau  rentan terhadap sakit punggung pun   dianjurkan dokter untuk tetap aktif  bergerak, tidak sering berbaring   atau tiduran.
• 
Kematian.  Beberapa penelitian menemukan, orang yang tidur   sembilan jam atau lebih  tiap malam memiliki tingkat kematian lebih   tinggi daripada mereka yang  tidur tujuh hingga delapan jam per malam.   Para peneliti berspekulasi,  depresi dan rendahnya status sosial ekonomi   (juga dikaitkan dengan tidur  lebih lama) dapat dihubungkan dengan   meningkatnya mortalitas  (kematian).
Apa pilihan pengobatan untuk mengatasi 
oversleeping?
Tidur  yang lama biasanya tidak membutuhkan pengobatan, kecuali jika   gejala  yang muncul menandakan adanya gangguan yang lebih serius. Pada    kasus-kasus tersebut, penyebabnya harus diketahui terlebih dahulu.    Masalah terbesar mereka yang punya kebiasaan tidur lama adalah    menyesuaikan jadwal harian untuk waktu tidur. Jika tidak memenuhi    kuantitas tidur yang dibutuhkan, mereka biasanya akan merasa kesal dan    mengalami kelelahan pada keesokan harinya. Mereka juga menghadapi    masalah dalam hubungan sosial.
Tips mengatasi 
oversleeping:
• 
Pilih nada atau suara alarm yang tepat. Memilih suara yang tepat penting artinya untuk mengembalikan Anda ke realitas, bahkan dari tidur Anda yang paling dalam.
• 
Jangan tergoda untuk tidur ringan atau snooze setelah Anda terbangun. Hindarilah penggunaan tombol snooze pada alarm karena hanya akan mengacaukan jadwal alarm Anda.
• 
Pertahankan jadwal tidur secara teratur.  Buatlah kebiasaan   yang membuat tubuh Anda teratur untuk beristirahat  dan kembali siap   untuk beraktivitas pada hari berikutnya. Rencanakan  program aktivitas   hingga larut hanya pada saat Anda bebas dari tenggat  pada keesokan   harinya.
•  
Berkonsultasi dengan dokter.   Temuilah dokter jika Anda   mengalami gejala oversleeping kronis. Hal  itu penting untuk mengetahui   gangguan atau penyakit yang menyebabkan  Anda mengalami oversleeping. 
sumber: http://www.unikaja.com/2011/08/bahaya-jika-tidur-berlebihan.html#ixzz1VejUQNH5