Laman

Selasa, 28 Januari 2014

Lulus kapan?

Saat ini saya sedang libur kuliah semester 7, menuju semester 8. Artinya hampir 4 tahun saya kuliah.
Sampai artikel ini dibuat, saya sedang mempersiapkan pengajuan skripsi saya. Di jurusan akuntansi universitas Jenderal Soedirman ini, saya harus menyerahkan 3 outline, yang salah satu diantaranya akan diplih menjadi topik penelitian saya nantinya dengan cara wawancara oleh dosen. Setelah itu, saya mendapat dosen pembimbing skripsi (PS). Dosen pembimbing skripsi ada 2. PS 1 bagian persetujuan (acc) dan PS 2 bagian pembimbing pembuatan proposal penelitian.

PS 1: Pak Havid Sularso
PS 2: Bu Hijroh R.

Saya sudah menemui PS 2. Kata Bu Hijroh, saya harus banyak belajar lagi dan diminta untuk menemui PS 1 terlebih dahulu.
Tetapi sampai sekarang saya belum menemui karena masih belum mood hehehe.

Saya masih terbebani oleh nilai akademik saya. D masih 4, C masih 9. Saya bingung ketika C diulang nanti ketakutan saya adalah menjadi D. Sungguh mubazir dan menjengkelkan.
Kalau saya perkirakan, saya bisa lulus di bulan Maret 2015 nanti.

Persepsi orang tentang mantan itu berbeda-beda

Saya punya persepsi bagi mantan saya, bahwa "yang sudah biarlah berlalu". Mantan adalah masa lalu. Saya bukan orang yang bisa berkawan dengan mantan. Itu saya lakukan karena saya menghindari perasaan yang pernah ada, datang kembali. Baik bagi saya maupun mantan saya. Terlebih lagi jika saya/mantan saya sudah memiliki kekasih baru. Saya tidak mau merasa cemburu karena kekasih baru saya masih menjalin komunikasi dengan mantannya. Juga saya tidak mau kekasih baru mantan saya mencemburi saya yang masih menjalin komunikasi dengan mantan saya tersebut. (Mudeng?)
Mungkin bagi sebagian orang, berkawan dengan mantan itu hal yang wajar untuk menjaga silaturahmi dan karena awal dulu sebelum pacaran itu adalah kawan. Tetapi saya bukan termasuk orang seperti itu. Saya tidak menganggap mantan itu musuh tetapi saya hanya ingin menjaga jarak saja tanpa menghilangkan tali silaturahmi. Saya hanya menyapa mantan bila tidak sengaja bertemu. Saya sangat menghindari komunikasi melalui sms, media sosial, dan lain sebagainya.

Karena persepsi itulah, saya tidak tertarik untuk membahas kisah percintaan masa lalu saya dan kekasih saya.